RW 36. Persepsi * 7 : Antara: Kembali ke Diri Sendiri dan Perbaikan Sistem/Keadaan


(Sebuah Catatan Menjawab ‘Skeptisme? Pesimistis?’ Seorang Sahabat)
. . .Sering kita mendengar kalimat ini, di tengah keprihatinan mencoba memahami pengaruh buruk sebuah keadaan, muncul suara berpendapat: “Ah, itu sih tergantung pribadi masing-masing!”
. . .Di dalam satu kampung marak dengan judi, madat, maksiat; sulit berharap dari situ lahir orang baik-baik.

. . .”Ah, itu sih tergantung pribadi masing-masing; buktinya ada ‘Ustad Di Kampung Maling’.
. . .Di tengah sistem perwakilan(DPR) kita yang korup, kolusi, dan nepotis; jauh panggang dari api berharap ada anggota dewan yang jujur dan bersih.
. . .”Ah, itu sih kembali kepada pribadi masing-masing. Masih banyak di antara mereka yang baik-baik!”
. . .Di tengah sistem yang lebih korup, mana ada anggota dewan yang jujur dan benar?
. . .”Ah, itu juga masih tergantung pada pribadi masing-masing. Buktinya ada teman saya yang belum korup, orangnya istiqomah!”
. . .Di tengah sistem tadi, yang korupnya minta ampun (sistemik), di mana korupsinya dilakukan secara berjamaah, semuanya melakukan korupsi; sulit berharap dari sudah semnua, ada satu yang selamat.
. . .”Ah, itu sih tergantung . . . .???”
. . .Kita tidak sedang berdebat kusir. Mencoba maklumi pengaruh buruk sebuah keadaan(sistem) adalah memahami faktor keadaan diri(internal) dan keadaan lingkungan(eksternal). Keduanya adalah sebuah sistem komprehensif yang saling mempengaruhi.
. . .Saat kita (pribadi’) coba memberi kontribusi yang baik kepada lingkungan’, dengan itu kita berharap lingkungan tersebut menjadi kondusif bagi terbentuknya pribadi” kita yang baik. Terus, pribadi” kita yang sudah baik akan menambahkan kontribusinya kepada terciptanya lingkungan” yang lebih kondusif, untuk kemudian memperkuat pribadi kita menjadi pribadi’” yang lebih baik. Dan seterusnya, dst, dst . . .!
. . .Idiom “itu sih tergantung pribadi masing-masing”; sebuah retorika menggampangkan masalah, selagi kita berkutat mencari dan mencoba pahami realitas persoalannya lebih jauh, jernih dan gamblang.
. . .Memang dalam sebuah ricuh persoalan, dampaknya jelas akan berpolarisasi(beda efek) kepada tiap-tiap pribadi, karena masing-masing orang lahir dari latar belakang yang berbeda. Pada tataran ini kita bisa menerima idiom klise itu.
. . .Tapi pada keadaan persoalan yang sudah tidak kasuistik, dalam arti sudah parah secara umum(general), yang dampaknya juga sudah sistemik, maka yang diperlukan adalah pendekatan system. Dengan kata lain melihat dan mengatasi masalahnya harus secara komprehensif dan kondisional sifatnya.
. . .Prinsip ini tidak menafikan faktor diri, karena unsur diri sudah termasuk di dalamnya, lalu bersama-sama pribadi lain(komunitas persoalan), bersinergi membentuk sistem yang besar, yang pengaruhnya besar dalam mencapai tujuan bersama yang lebih besar.
. . .Lebih besar dari sekedar persoalan yang tadinya kita anggap dan pikir kecil.
. . .Bagaimana?

Di ambil dari kompasiana
. . .By : Rahman Wahyu, gtlo 7 april 2010 Jum’at pkl 12.30

2 responses to this post.

  1. Posted by hendra on Mei 10, 2010 at 12:44 pm

    Nah, kalau sudah seperti itu, bicara “pendekatan sistem”, saya bertanya, siapa yg membuat sistem itu? Bagaimana sistem itu diciptakan?Lalu ke mana arah dari DAS SOLLENnya??????

    Balas

  2. Saya sudah jauh dari pikiran2 akademisi, karena pernah kuliah tapi tidak dapatkan apa2 dari situ. Saya jawab secara praktisnya saja.
    Saya barangkali kurang tepat, pendekatan sistem seperti yang saya terima dalam perkuliahan (waktu itu belajar secara verbalis/retorik), adalah bagaimana melihat kenyataan sebagai sebuah produk dari sebuah sistem yang membentuknya.
    Sistem boleh saja kita katakan ‘keadaan’, kalau sistem adalah usaha/tindakan sadar secara komprehensif dari semua unsur2nya dalam mencapai suatu tujuan/terciptanya suatu keadaan baru. Jadi kitalah yang menciptakan sistem atau keadaan(secara tidak sadar), dan konsekwensi berikutnya, keadaan atau sistem itu pada gilirannya membentuk kita.
    Sebatas itu dulu ‘kuliah’ luar sekolah saya, hehehe. Saya dari jurusan Pendidikan Luar Sekolah(PLS).
    Maaf kalau ada yang tidak sejalan. Salam!!

    Balas

Tinggalkan Balasan ke rahmanwahyu Batalkan balasan