15-Idih Malu *2


ADUH SOPANNYA

Aku punya kebiasaan yang ‘sopan’ menurut pandangan orang lain. Yaitu bilamana harus melewati dua orang yang sedang berbicara, aku akan berjalan sedikit membungkuk dengan sikap tangan meminta permisi mau lewat.

Lama kelamaan kebiasaan ini sudah mendarah daging. Dan akhir-akhir ini aku menyadari telah melakukannya berlebihan dengan secara tak sengaja.
Adalah suatu ketika, aku tergesa-gesa keluar dari ruang perpustakaan dengan beberapa literatur yang segera digunakan. Sekali lagi aku melakukannya, merasa ada yang berdiri di depan pintu. Baru saja lewat, terdengar ketawa cekikikan; dan nyeletuk: “aduh sopannya!”

By : Rahman Wahyu Gtlo
( memory semasa kuliah )

“Spontan kulihat siapa di situ. Astaga! Cuman anak kecil, mungkin anaknya pegawai perpustakaan di situ. Yang tertawa dan nyeletuk tadi sih bukan dia. Di belakangku menyusul cewek sebangku kuliah yang punya keperluan sama denganku di perpustakaan. Nah, kebetulan dia menyaksikan ‘adegan ‘ tadi.
Byarrr! Aku jadi ketawa hambar bercampur malu.

11 responses to this post.

  1. agh, kayaknya ga perlu malu deh.. kalo bersikap sopan kan engga cuman kepada orang tua atau orang yang lebih tua/lebih tinggi jabatan atau statusnya daripada kita. sopan itu ga pandang bulu, bung 🙂

    salam kenal..

    Balas

  2. Benar juga nasehatnya. Persoalannya saya hanya sedang menceritakan fakta perasaan malu di waktu tempoe doeloe. Jadi petuahnya saya bawa dengan mesin time tunnel ke kurun waktu itu, ya?
    Boleh jadi kalau mengambil rujukan sikap tidak perlu malunya Mbak Rani saya termasuk mahasiswa pemalu. Tapi menceritakan adegan itu di waktu itu bagi saya agak berlebihan dalam keadaan tak sadar membungkuk permisi mau lewat di depan anak kecil. Kita lihat saja reaksi teman saya yang nyeletuk ‘aduh sopannya’. Jadi saya hanya melakoni pribadi saya dan bereaksi dengan caranya. Itu saja. Thanks atas kunjungan dan atensinya. Sering2 saling mampir!

    Balas

    • hehehehe.. terima kasih ia sudah mampir balik ke rumah saya 🙂 saya lupa ketemu rumah ini darimana.. sepertinya dari blog teman, tapi lupa juga teman yang mana. biasa lah, namanya juga lagi blogwalking. salam kenal iaa 🙂

      saya asalnya sih dari Denpasar, Bali.. tapi sejak kuliah saya tinggal di Malang. saat ini masih bingung mau melanjutkan hidup dimana. ada saran? hehehe

      terima kasih iaa…

      Balas

  3. Saya tidak punya saran. Lha wong saya juga bingung dengan hidup saya, entah mau dibawa ke mana. Hidup yang saya jalani tidak pernah sepi dari masalah. Ada hikmahnya juga yang saya dapatkan dari situ, bahwa kita bisa belajar sesering dan sesulit apa masalah itu kita hadapi.
    Tapi sedihnya terkadang saya jadi babak belur keluar dari pertarungan dengan setiap masalah.
    Kepala ini pening, stress dan capek!
    Bisa sarankan ke saya obatnya apa? Hehehe juga! Bercanda… thanks!
    Hey, komentar saya di blog situ tak ditanggapi. Segitu saja aturan mainnya?

    Balas

    • ini saya OL nya pake hp, jadi bisa buka wordpress dari hp. kalo punya saya kan blogspot, agak susah aksesnya dari hp. nanti kalo dari laptop, saya pasti bales dong:) sabaaarrrr….

      mau obat? mari jalan-jalan ke blog tetangga 😀

      Balas

  4. Sudah jalan-jalan ke blog tetangga. Kadang sambutannya baik, ada yang cuek nggak balas mampir lagi. Pesiar ke blognya Rani, rame dan produktif ya. Pada hal kurang pengunjungnya. Jadi rajin nulis biar tidak untuk disamperin. Saya juga akan seperti itu saja ah. Menulis ya menulis! Terserah mau ada yang mampir.Jiwa ini mau plong dengan ekspresi karya fikir itu.
    Thanks, dan cepat-cepat saja menikahnya! Saya sudah pesiar ke blog Rani. sayang tidak ada sambutannya. Jadi saya coba bersabar saja.

    Balas

    • sudaa dibales tuh mas.. makanya yg sabar 🙂 hehehehe.
      kalo buat saya sih, nulis di blog itu utamanya semacam “pencerahan” untuk jiwa labil saya. kalo dikunjungi dan dapat teman dari situ kan bonusnya aja. yang penting bisa menjaga “si jiwa” supaya tetep on track. hehehehe

      Balas

  5. O ya, tapi setelah pergi lihat sana, lagi lagi bingung mau ngedate komentar saya yang mana sudah dibalas. Habis tidak jelas mau buka artikel2 yang sudah lewat.
    Bagus juga prinsip dan alasan nulisnya. Pantas tulisannya seabreg, dan saya cuman dianggap bonus. Pada hal maunya dianggap teman diskusi saja.
    Ok semoga jiwanya ntar menemukan kedamaiannya dan kembali ke jalan yang lurus.
    Hehehe canda saja.

    Balas

    • hehehehe… bonusnya kan bisa macem2 mas. boleh banget kalo mau jadi teman diskusi. sapa tau nyambung. tapi yang mau dibahas apa nih?? saya ga pintar menciptakan tema untuk diskusi soalnya 😀 😀

      Balas

  6. Mau dibahas apa ya? Toh kita sudah menciptakannya dalam tulisan kita. Yah, saling menghidupkan pikiran2 kita itu dengan saling memberikan masukan; komentar, kek. Itu saja. Buat apa nambah masalah, hehehe tema maksudnya.
    Ok, gitu saja intinya. Tapi terserah, sepanjang kita enjoy, punya waktu, mood, atensi, atau apa saja namanya.
    Termasuk kalau sudah bosan juga ngak pa pa. Jadi jangan diterusin kalau gak ingin, terusin kalau suka, simple, kan?
    Hehehe, jadi latah juga nih usil. Salam!

    Balas

  7. kebiasaan yang harus dipertahankan

    Balas

Tinggalkan Balasan ke ranii :) Batalkan balasan